Senin, 26 Januari 2009

Kondisi Fisik Wilayah Geografis, Aktivitas Penduduk

Kondisi Fisik wilayah Geografis Dengan Aktifitas Pendududuk

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan, maupun dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktifitas dengan manusianya. Masi ingatkah kalian pada kondisi social suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Satu ciri utama kajian geografis adalah mengakaji saling hubungan antara unsur fisik dan unsure social di permukaan bumi.

Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada kegiatan manusia untuk megelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

A. Bentuk-Bentuk Dataran

Ternyata di Indonesia ini memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang ada di daratan berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, ada yang disebut dataran rendah, dan ada yang disebut pantai.

Dataran yang dikenal di Indonesia antara lain :

Dataran tinggi: Bandung, Sukabumi, Gya dan Alas.

Dataran rendah : Karawang, Sidoarjo.

Dataran pantai : Pantai utara pulau jawa, Pantai timur sumatera, Kalimantan Barat.

1. Wilayah dataran tinggi

Dataran tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut

2. Wilayah pegunungan

Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian 500 m di atas permukaan laut.

3. Wilayah dataran rendah

Dataran rendah adalah bentuk permukaan bumi yang relative datar dan letaknya di daerah yang rendah memiliki ketinggian dari 600 m di atas permukaan laut.

4. Wilayah dataran pantai

Dataran pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut di mana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan.

B. Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aktifitas Penduduk

Ternyata lingkungan fisik tempat hidup manusia di permukaan bumi berbeda-beda. Ada wilayah yang bergunung dan berbukit, tanahnya kurang subur, iklimnya tidak nyaman. Kondisi yang demikian akan menyulitkan penduduknya, baik dibidang ekonomi, maupun transportasi. Sebaliknya ada pula wilayah permukaan bumi yang tropografinya landai, iklimnya nyaman, curah hujannya cukup, tanahnya subur. Bagi daerah yang subur tropografinya landai cukup sumber air iklimnya nyaman, menjadi pusat akumulasi penduduk untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aktifitas penduduk dalam memenuhi hidupnya cenderung dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya, walaupun tidak sepenuhnya mutlak. Kosentrasi penduduk cenderung terjadi pada daerah-daerah yang topografi datar, tanahnya subur, dekat sumber air dan iklimya sejuk. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia maupun mengurangi pengaruh lingkungan alamnya, karena ada faktor-faktor endogen dalam diri manusia yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan. Hubungan aktifitas penduduk yang berkaitan dengan kondisi fisik dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi

Aktifitas penduduk karena daerah ini beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan ekonomi penduduk cenderung dibidang pertanian lahan kering. Ladang pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayur-sayuran, buah-buahan dan taman hias.

2. Aktivitas penduduk di wilayah pegunungan

Disamping dimafaakan sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan, seperti kina, karet dan the. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh perkebunan.

3. Aktivitas penduduk di wilayah dataran rendah

Dataran rendah merupakan dataran tempat untuk kosentrasi

Penduduk, karena itu daerah dataran redah sangat cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola kosentris. Aktivitas penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan, tambak.

Dibidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena tersedianya air yang cukup, di samping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri dan jasa di dataran rendah dapat berkembang secara optimal, hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh sarana dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.

4. Aktivitas penduduk wilayah pantai

Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya curam dan terjal tetentu saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagi petani, atau pencari sarang burung walet seperti misalnya di pantai Karangbolog Gombong. Karena pada pantai yang tebingnya terjal menyulitkan dipakaii sebagai pelabuhan ikan.

Tetapi jika pantainya landai justru mata pencahariannya sebagai nelayang penangkap ikan, karena pantai yang landai, gelombang laut tidak terlalu besar, baik dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal motor para nelayan.

C. Hubungan Kondisi Geografis Dengan Transportasi

Kegiatan transportasi memiliki hubungan erat dengan kondisi fisik suatu daerah dan kegiatan ekonomi suatu daerah. Pada daerah dataran tinggi ongkos transportasi relative mahal karena medan yang berbukit, tanjakkan, dan banyak berbelok-belok, berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar. Tidak jarang pada daerah berbukit dan bergunug seperti di Irian Jaya transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain tidak lewat daratan, tetapi lebih banyak menggunakan pesawat terbang. Berbeda dengan di dataran rendah, sarana jalan yang datar dan tidak ada tanjakan, ongkos transportasi relative murah, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi penduduk.

Indonesia memilki wilayah yang beragam yang terdiri dari berbagai pulau yang menjadi kendala yang perlu disikapi dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana transportasinya. Jenis sarana transportasi yang ada di Indonesia masih ada yang bersifat dominan dan berbeda-beda.

a. Di Pulau Jawa

Sarana transportasi sungai di Jawa dewasa ini sudah tidak banyak digunakan karena, sungai di Jawa relative pendek-pendek. Disamping itu di Jawa sudah dikembangkan transportasi darat, karena prasarana angkutan sudah maju disbanding pulau-pulau lain, seperti jalan raya, jalan tol, jalan kereta api. Demikian pula sarana transportasi udara di pulau Jawa sudah berkembang sebagai alternative dari transportasi darat.

b. Di Pulau Sumatera

Di wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan memiliki banyak sungai-sungai panjang dikembangkan alat angkutan air berupa perahu dan sampan. Untuk transportasi antar pulau-pulau kecil digunakan speedboad dan jel foil. Jadi alat transportasi yang dominan adalah angkutang sungai.

c. Di Pulau Kalimantan

Ondisi geografis di pulau Kalimantan memilki banyak sungai-sungai besar dan panjang-panjang. Pembangunan jalan raya antar propinsi belum berkembang. Oleh karena itu sesuai dengan kondisi fisiknya maka prasarana transportasi yang berkembang di sana adalah sungai, alat transportasi yang dominan perahu dan sampan.

d. Di Sulawesi, Maluku dan Papua

Transportasi yang dikembangkan di Sulawesi sesuai kondisi fisiknya demikian juga yang ada di Maluku dan Papua. Dominan menggunakan pelayaran pantai dan feri.